Kamis, 19 April 2012

Kisah Sukses Bakso Malang Cak Eko


Bukan gelar insinyur yang membawa Henky Eko Sriyantono sukses menggeluti bisnis kuliner. Sikap pantang menyerahlah yang menjadi modal utama lulusan teknik sipil ini dalam meraih kesuksesan. Saat ini, bisnis bakso Malang Cak Eko miliknya telah memiliki sedikitnya 101 gerai di seluruh penjuru Tanah Air.


Cak Eko, demikian ia biasa dipanggil, pernah bekerja sebagai kontraktor. Namun ia gelisah, Ia bermimpi ingin bisa membangun bisnis sendiri. Dengan mimpinya itu ia berharap bisa membuka lapangan kerja bagi orang lain. Ia pun menggeluti 11 jenis usaha sejak tahun 1997, mulai dari multi level marketing (MLM), agrobisnis tanaman jahe, bisnis pakaian muslim, katering, bisnis barang-barang kerajinan, dan sebagainya. Namun keuntungannya tidak seberapa. Usahanya pun banyak yang jatuh bangun. Tapi ia tidak pernah berhenti mencoba. Kegagalan-kegagalan usaha yang dialaminya justru membuatnya semakin optimistis. Cak Eko pun banting setir untuk mulai masuk ke dunia kuliner, dengan membangun usaha bakso Malang.

Hari itu di tahun 2006, ia sedang berada di Bandara Soekarno Hatta. Di sana ia melihat sebuah kedai bakso yang ramai pengunjung. Seketika timbullah idenya untuk membuka Warung Bakso Malang khas Jawa Timur. Kala itu ia bukanlah seorang ahli pembuat bakso. Namun hobi memasak sejak SMA dan tekad kuatlah yang dimilikinya itulah, yang membawa langkahnya hingga ke Surabaya hanya untuk berguru meracik Bakso Malang dengan rasa pas dan original.

Setelah mendapatkan rasa bakso Malang yang pas, ia pun menguji resepnya itu pada teman-temannya. Di luar dugaan, teman-temannya mendukung upayanya itu. Kemudian ia semakin bersemangat untuk membuka kedai. Kedai pertamanya dibuka dengan modal awal Rp2,5 juta. Kedai Bakso Malang pertamanya itu didirikan di sebuah foodcourt di Bekasi pada Maret 2006. Antusiasme pengunjung di kedainya mendatangkan keuntungan lumayan, sehingga 7 bulan kemudian ia pun memanfaatkan laba yang diperolehnya untuk membuka kedai selanjutnya di Tamini Square.

Ia tidak sendirian. Kesuksesan yang diperolehnya ia bagikan ke orang lain. Dengan keyakinan pada kekuatan brand ‘Cak Eko’, ia pun menawarkan kerja sama kepada orang lain yang mau menjalankan waralaba bakso Malangnya itu. Bisnis waralaba ia mulai dengan cara menulis pengalaman bisnisnya ke sepuluh media massa. Cara ini mendatangkan hasil. Ia kebanjiran respon positif dari banyak kalangan. Mereka menawarkan kerja sama untuk menjalankan waralaba Bakso Malang ‘Cak Eko’ di daerahnya masing-masing. Saat ini kedai baksonya telah diwaralabakan dengan prospek yang menguntungkan. Ia sendiri memiliki 4 gerai pribadi antara lain di Bekasi, Tamini Square, Surabaya, dan Sidoarjo.

Namun, belakangan tak hanya bakso yang ia jual. Ia berinovasi dengan makanan-makanan lain. Ia menambah menu makanan di gerainya dengan tujuan agar pelanggannya tidak bosan. Omzet penjualan rata-rata di gerainya setiap hari mencapai sekitar Rp5-15 juta. Total gerainya di seluruh Indonesia saat ini ada sebanyak 101 buah yang tersebar di 27 kota. Ia mempekerjakan minimal 4 orang di setiap gerainya. Dengan jumlah gerai sebanyak itu, pendapatan bersihnya bisa mencapai Rp100 juta rupiah per bulan.

Namun rupanya itu tidak cukup. Ia ingin berekspansi agar bisa go international. Ia berharap tahun ini sudah bisa membuka 5 gerai baru di Singapura. Namun untuk tujuan itu ia banyak terbentur persyaratan hukum dan informasi mengenai keadaan konsumen di sana.

Menurut Cak Eko, kegagalan dalam berbisnis dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain kesalahan memilih mitra dan kesalahan dalam mengatur keuangan. Menurutnya, keuangan pribadi harus dipisahkan dengan keuangan usaha. Usaha akan menjadi kacau jika keuangan pribadi dan keuangan usaha dicampur aduk.

Selain manajemen keuangan, dalam berbisnis Cak Eko selalu memegang beberapa prinsip usaha. Ia pun membagi beberapa rahasia kesuksesan usahanya, antara lain rahasia kenikmatan bakso buatannya. Kenikmatan bakso Malang buatannya terletak pada bumbu rahasia yang komposisinya hanya diketahui keluarganya saja. Resep keluarga itulah yang membuat rasa bakso Cak Eko tak ada yang menandingi.

Kesimpulan :
Dalam menjalankan usaha, pengusaha tidak boleh terlalu mudah tersulut dengan kenaikan harga, karena daya beli masyarakat belum tentu meningkat. Banyak orang terpancing untuk membuka usaha karena ada iming-iming keuntungan besar. Padahal, dalam berbisnis tidak ada proses yang instan. Semua membutuhkan usaha dan kerja keras. Sedangkan untuk mengatasi kompetitor yang utama adalah diferensiasi produk. Kualitas produk harus tetap dijaga. Produk usaha haruslah unik dan pengusaha harus senantiasa berinovasi, terutama dalam hal promosi.

Referensi :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar