Rabu, 02 Maret 2011

Global Warming

Global Warming

Salah satu hal yang sering kita dengar akhir-akhir tahun ini adalah Global Warming. Fenomena yang menjadi pusat perhatian hingga dilaksanakannya konferensi internasional UNFCCC di Bali, tahun 2007 silam. Sebagai salah satu sikapnya, telah dilaksanakan kembali pada 24 oktober 2009, Internasional day of climate action.
Terjadinya pemanasan Global di bumi dimulai dari kenyataan bahwa energi panas yang dipancarkan berasal dari matahari yang masuk ke bumi menciptakan cuaca dan iklim serta panas pada permukaan bumi secara Global. Pemanasan Global (Global Warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperature suhu bumi dari tahun ke tahun akibat efek rumah kaca (green house effect)yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti :
1. karbondioksida (Co2) yang dilepaskan ke angkasa,
2. metana (CH4),
3. dinitrooksida (N2O),
4. ChloroFluoroCarbon (CFC),

serta radikal bebas lainnya yang terbentuk dari unsure golongan halogen, yaitu :
a. ionfluorida (F),
b. klorida (C1),
c. bromida ( Br),
d. oksida hydrogen (HOx),
e. nitrogen (NOx),
f. klorin (C10x),
g. bromine (Brox)

mengakibatkan terinfeksinya lapisan ozon di stratosfer, sehingga energi matahari yang berupa sinar infra merah terperangkap dalam atmosfer bumi. Sehingga panas yang yang seharusnya dilepaskan ke luar bumi, menjadi terpantulkan kembali ke permukaan bumi. Berbagai literature menunjukkan kenaikan temperatur global termasuk Indonesia, yang terjadi pada kisaran 1,5-40 celcius pada akhir abad 21.

Jika ditinjau dari kejadiannya merupakan kejadian yang diakibatkan adanya :
  1. Peningkatan temperatur rata-rata pada lapisan atmosfer,
  2. Peningkatan temperatur pada air laut,
  3. Peningkatan temperatur daratan.

Banyak pendapat para ahli menyatakan bahwa penyebab utama Pemanasan Global adalah aktivitas manusia, seperti :
    1. Penggunaan bahan bakar fosil,
    2. Pelepasan gas metana dari sampah B3,
    3. Eksploitasi hutan secara liar.

Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik antara lain :

1.      Pelelehan es di kutub.
Sebab utama terjadinya hal tersebut terurainya Ozon dengan reaksi yang dihasilkan oleh CI dan Br, serta dibantu oleh sinar matahari, dengan reaksi yang sangat cepat dan dipicu oleh terbentuknya Polar Stratospheric Cloud (PSC) dengan temperatur yang sangat dingin dan selalu terisolasi di dalam vorteks (pusaran yang terdapat pada polar), namun gelombang ultraviolet mampu menembus vorteks tersebut hingga terjadi reaksi penguaian Ozon dan menjadikan lapisannya menipis. Kejadian tersebut banyak terjadi di benua antartika yang mayoritasnya masih tertutup es, sehingga es yang menutupinyapun meleleh dan meningkatkan permukaan air laut dari hari ke hari. Dan dengan proses yang sedemikian lamanya maka bisa jadi seluruh daratan akan tertutup oleh air.

2.      Meningkatnya kadar deposisi asam
Deposisi asam disebabkan oleh belerang (sulfur) (S) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen (N) di udara yang bereaksi dengan oksigen (O2) membentuk sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx).
 Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air (H2O) untuk membentuk asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (NHO3) yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan.

Deposisi asam terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
1.      Deposisi kering ialah peristiwa terkenanya benda dan mahluk hidup oleh asam yang ada dalam udara. Ini dapat terjadi pada daerah perkotaan karena pencemaran udara akibat kendaraan maupun asap pabrik. Selain itu deposisi kering juga dapat terjadi di daerah perbukitan yang terkena angin yang membawa udara yang mengandung asam. Pada deposisi tersebut biasanya terjadi pada daerah yang dekat dari pusat pencemaran.

2.      Deposisi basah ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi apabila asap di dalam udara larut di dalam butir-butir air di awan. Jika turun hujan dari awan tadi, maka air hujan yang turun bersifat asam. Deposisi asam dapat pula terjadi karena hujan turun melalui udara yang mengandung asam sehingga asam itu terlarut ke dalam air hujan dan turun ke bumi. Asam itu tercuci atau wash out. Deposisi jenis ini dapat terjadi sangat jauh dari sumber pencemaran.

3.      Munculnya banyak penyakit hingga pada mutasi genetika
Ketika udara, tanah, dan air yang dijadikan sebagai tumpuan hidup mahluk hidup di bumi ini telah mengalami polusi yang luar biasa dan sudah tidak bisa lagi dikendalikan, maka unsur-unsur polutan yang ada di dalamnya pun dapat masuk kedalam tubuh siapapun yang mengkonsumsinya. Sehingga akan terikat didalam darah dan memicu berbagai macam penyakit terutama kanker.
Walaupun dengan daya imunitas yang dimiliki, sehingga mahluk hidup dapat bertahan. Akan tetapi unsur-unsur polutan itu mampu bergerak menguasai sifat genetikanya, sehingga akan merusak sistem genetika mahluk hidup, bahkan membentuk sifat genetika baru yang akan berpengaruh pada bentuk fisik mahluk hidup. Hal ini terjadi karena makhluk hidup yang hidup pada lingkungan dengan tingkat polutan yang tinggi menjadikan makhluk tersebut beradaptasi dengan lingkungan yang ada. Dengan adaptasi fisiologis, morfologis dan tingkah laku yang dialami oleh makhluk hidup selama dan sepanjang masa tertentu, akan mempengaruhi kondisi fisiknya.

4.      Perubahan iklim
Dengan semakin menipisnya lapisan ozon sebagai pelindung bumi, maka suhu permukaan bumi pun meningkat. Hal ini akan mempengaruhi terjadinya penguapan air yang terjadi di permukaan bumi dengan tidak stabil, hingga mengakibatkan terjadinya musim hujan yang berkepanjangan, ataupun kemarau yang tiada akhir. Bahkan dengan semakin sulitnya memprediksi pergantian musim, hembusan arus angin yang terkadang membawa badai, dan curah hujan yang tinggi di kawasan tropis akan tetapi tetap menjadikan tanahnya lebih cepat mengalami kekeringan.

Dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi :
(a) gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir dan kota pantai,
(b) gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara
(c) gangguan terhadap permukiman penduduk,
(d) pengurangan produktivitas lahan pertanian.

Kita dapat mengurangi masalah global warming dengan cara :
1. Mengurangi menggunakan bahan bakar fosil / minyak, karena bahan bakar tersebut menghasilkan gas CO2 yang berbahaya seperti mobil dan motor
2. Mengusahakan menggunakan bahan bakar alternative, mengunakan bahan bakar ramah lingkungan bio maupun hybrid
3. Mencegah penebangan hutan secara liar, menindak tegas oknum penebang liar
4. Melakukan reboisasi hutan, reboisasi sangat penting sebab hutan merupakan paru – paru dunia
5. Menggunakan listrik secukupnya ( AC, lampu, pompa air, dll )
6. Tidak membuang sampah sembarangan
7. Mengurangi penggunaan plastic dan sterofom, sebab bahan tersebut sangat sulit terurai
8. Mengatur standarisasi emisi gas buang kendaraan bermotor, banyak kendaraan yang mengeluarkan gas CO2 melebihi standar emisi gas buang

Dari penjelasan-penjelasan diatas, sedikitnya kita sudah mengetahui tentang Global Warming yang cukup berbahaya bagi kehidupan manusia. Untuk itu, marilah kita jaga dan lestarikan alam ini. Agar kita terlepas dari bahaya ancaman global warming yang semakin berkembang dan meresahkan kehidupan manusia tersebut.

Jumlah Halaman     : 5
Sumber                  : Wikipedia